Kamis, 13 Februari 2020

Catatan Hati di Setiap Doaku


Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku...

Judul Buku : Catatan Hati di Setiap Doaku
Penulis : Asma Nadia, dkk
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
Tahun terbit : 2014, cetakan ke delapan

Seorang teman pernah berkata kepada saya, "percuma berdoa, toh doa-doa saya tidak pernah dikabulkan!"

Kalimatnya membuat Asma Nadia merenung. Benarkah?

Bukankah Allah dekat dan mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Nya? Apa yang salah dengan doa-doa kita?

Allah... jika kita tak lagi percaya kekuatan doa, lantas ke mana wajah harus dihadapkan ketika keputusasaan mengepung dari berbagai sudut dan hidup seakan tak punya harapan?

Buku Asma Nadia ini adalah edisi revisi (dengan penambahan 12 kisah) dari terbitan sebelumnya berjudul Catatan Hati di Setiap Sujudku, yang sekarang sudah sulit ditemui di pasaran.

Buku edisi pertama adalah sebuah proyek bersama dengan anggota milist Asma Nadia. Sementara edisi revisi ini mendapat tambahan dari beberapa Alumni Asma Nadia.

Awal ide penyusunan Catatan Hati di Setiap Doaku beranjak dari keinginan sebagai penulis untuk menebalkan semangat berdoa. Mengajak diri sendiri, juga teman-teman pembaca untuk lebih banyak menengadahkan wajah, menggantungkan hati, pikiran, dan diri sepenuhnya kepada Yang Maha Besar. Dia pemegang kunci yang mengurai setiap permasalahan. Dia yang memberikan kesembuhan, Dia yang maha mengobati hati dari setiap kesedihan.

Catatan Hati di Setiap Doaku berisi kisah-kisah sejati keajaiban doa yang dirasakan penulis-penulisnya. Menyentuh dan menggugah, bagaimana masing-masing berusaha menemukan kekuatan agar tidak menyerah saat ujian-Nya menyapa.

Sebagian tulisan di buku ini pernah dimuat dalam Catatan Hati di Setiap Sujudku, dan sempat menjadi best seller. Bahkan diterbitkan di Malaysia dan mengalami cetak ulang.

Semoga semakin menebalkan semangat berdoa setiap pembacanya. Hingga tak menempuh jalan pintas lain bagi penyelesaian berbagai persoalan kehidupan.

Gaya bahasa Khas Asma Nadia yaitu lugas,  sangat mudah, dan sederhana sehingga pembaca  semakin luluh dan terenyuh. Semoga tulisan-tulisan dalam buku ini semakin menguatkan kepercayaan kita terhadap-Nya.

Agar keresahan berganti ketenangan.
Agar ketidakmungkinan berganti harapan.
Sama-sama kita meminta, pada Dia YAng Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Busmillah....
Bersamanya, tak ada jala. Buntu

#RCOBatch7
#OneDayOnePost
#Tugas2BukuKedua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar