Senin, 09 September 2019

Aku Memaafkanmu Part 1

Oleh : Asma Ummu Abdillah



Waktu itu, pagi hari di rumah mertua. Tak ada angin dan dan tak ada hujan, kakak ipar sedang duduk2 di ruang tamu. Aku sedang  menikmati rutinitas pagi, yaitu merapikan beberapa ruangan tengah.



Ketika sudah selesai menyapu di teras depan rumah, aku mendekati  kakak ipar dan mengajak ngobrol santai kala itu. 



Namun, entah kenapa. Tiba-tiba obrolan lama2 dirasa semakin membuat hati saya bergemuruh hebat. Seperti ada petir bahkan panah yang menusuk tajam relung hatiku.



"Hemmm....tahu gak, na...di sofa ini. Aku selalu bercanda ria dengan Diyah. Diyah itu sosok anak yang cantik dan baik. Kemana-mana selalu bersamaku. Diyah dan yoyo itu pasangan yang romantis. Selalu bikin aku iri . Gak nyangka udah pergi duluan." Kata si kakak ipar.



"Oh iya, mbak." Aku hanya menjawab singkat. Betapa berat rasanya menahan  gejolak panas dihati ini.



Lanjut kakak ipar,"kasihan yoyo masih muda ditinggal istrinya meninggal dan harus mengurus  anaknya sendiri."



Aku mulai gusar dan Rusti menatapku selidik seakan menambah gemuruh dalam atmaku.



"Iya mbak, aku tahu betul rasanya kehilangan seorang yang dicintai bahkan disayangi. Akupun merasakan bagaimana kehilangan bapakku dan akupun sampai tak bisa melihat  terakhir bapakku tiada. Ketika itu, aku masih di semarang. Tiba-tiba dijemput. Sesampinya di rumah,  bapak sudah dimakamkan." Kujawab sembari menahan embun di bolamataku.



"Kamu masih mending kehilangan bapak. Kalo yoyo kan kehilangan istri. Bedalah rasanya!" Ucap Rusti Sembari menatap tajam ke arahku.



Deg.



"Apa???masih mending???halooo...yang namanya kehilangan seseorang itu rasanya luar biasa. Aku tahu betul rasanya."  Ucap lirih hatiku dan sebongkah daging terdalamku semakin meronta, Seakan petir semakin menyambar atmaku. Berasa ingin jatuh air mata ini. Namun, kuberusaha kuat menahannya.



Aku tanpa permisi meninggalkan obrolan dan melanjutkan aktivitasku. Aku melanjutkan menyapu hingga ruangan dapur. Selasai melakukan rutinitasku, aku masuk kamar mandi. Menyalakan keran air. Menangis sejadi-jadinya.



Belum ada seminggu aku menjadi menantu dirumah mertua. Rasanya hatiku semakin terluka. Sakit rasanya.



Astaghfirullah...



Mampukah aku menjalani hidup baruku bersama yoyo. Jika masih bertemu dengan satu orang ini yang suka membanding-bandingkan hingga menusuk tajam relung hatiku.



Arrrgghhh.



*bersambung

#odobbatch7
#onedayonepost
#groupkairo

21 komentar:

  1. Sorry kk aku komen.. Itu ada yg gk ke spasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya, kak...terima kasih koreksiannya ya 🙏🏻

      Hapus
  2. Maaf adalah maaf. Keyakinan memanda ke depan. Awal dari berjuta rasa yang mengisi relung.

    BalasHapus
  3. .
    Main2 juga ke blog saya yang masih belajar di: Arsilogi.id
    see u there, thank you! :D

    BalasHapus
  4. Akupun sama, tak suka dibanding-bandingkan. Perbandingan timbul karena ada yang lebih baik. Kita semua berbeda, tak bisa disamakan ... Lanjut mbak ... 👍👍👍

    BalasHapus
  5. Wah, jadi penasaran kelanjutan kisahnya. 😅

    BalasHapus
  6. hehe bagus ceritanya bikin penasaran hehee.. semoga berakhir bahagia yaaa :)

    BalasHapus
  7. Gas terus mbak😊... Keren ceritanya, ringan tapi masuk.

    Jangan lupa mampir ke blogku ya😅

    BalasHapus
  8. Sering-sering cerita tentang bersama mertua kak...
    :D

    BalasHapus
  9. Aku merasakan betul gimana sakitnya ditinggal sosok Ayah. Sabar ya mbak :)

    Ditunggu kelanjutannya...

    BalasHapus
  10. Aku [] pun merasakan bagaimana kehilangan bapakku dan akupun sampai tak bisa melihat terakhir bapakku tiada. Ketika itu, aku masih di semarang. Tiba-tiba dijemput. Sesampinya di rumah, bapak sudah dimakamkan."

    intinya biasakan mba kalo pake "pun" dipisah. Aku pun, dia pun. Kecuali mmg ada beberapa yg boleh digabung. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih masukannya kakak cantik 😍🤗... saya belum pandai dalam penulisan kakak 🤗

      Hapus
  11. Balasan
    1. Kurang tahu kak...masih bingung mau nulis kisah inspiratif, cerpen atau cerbung. Saya masih galau...hehe kadang juga suka gak mood nulis 😞

      Hapus
  12. Baru bisa BW.
    Hal yang membuat aku iri, orang lain bisa membuat cerpen dengan baik.

    Lanjutkan, Mbak.
    Hati-hati dalam pengaturan lay out blog..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hati-hati bagaimana kak?saya baru buat blog baru ini kak...masih belum lihai utak-atik blog saya hadeuwwww

      Hapus
  13. Bagus ceritanyaaa....😊😊😊😊

    BalasHapus