Senin, 16 Desember 2019

Tugas 2 RCO 6 : Menyembuhkan Sakit Mnecerdaskan Hati



Judul : Menyembuhkan Sakit Mencerdaskan Hati (Menjawab Fenomena Pengobatan dan Perdukunan)
Penulis : Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Penerjemah : Saifuddin Aman
Penerbit :Pustaka Al Mawardi
Tahun Terbit : 2009

Pada dasarnya, semua penyakit pasti ada obatnya. Allah tidak akan menurunkan penyakit kecuali bersamanya diturunkan obat. Rasulullah SAW memberitahu bahwa asas kesehatan adalah menjaga keseimbangan. Disebuutkan dalam hadist : ‘ Perut adalah sumber penyakit dan memelihara antibody adalah pokok penyembuhan. Itulah kaidah kesehatan fisik dalam ajaran islam.

Agar manusia tidak mudah jatuh sakit, maka Allah memberi peringatan : Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (Qs. Al a’raf :31) berlebih-lebihan berarti mengundang kehancuran.

Sebenarnya penyakit fisik itu bermula dari penyakit psikis atau mental. Bahkan menurut penelitian para ahli, penyakit fisik 80 % diakibatkan oleh mental yang rusak dan pikiran yang tidak benar. Rusaknya mental dikarenakan bergelimang dosa dan kemaksiatan, maka Allah akan kirimkan penyakit yang belum pernah ada sebelumnya.

Penyakit dan penyembuhan adalah sebuah keniscayaan yang akan terus ada dan berkembang sepanjang kehidupan. Fenomena penyakit baru akan terus bermunculan. Fenomena pengobatan cara-cara baru juga akan terus diketemukan, begitu pula fenomena perdukunan.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah telah menangkap isyarat fenomena-fenomena tersebut sepanjang zaman. Maka beliau menulis buku Al Da’ wa ad-Dawa’. Yang diterjemahkan oleh ustadz Saifuddin Aman dengan judul “Menyembuhkan Sakit Mencerdaskan Hati, The Trutch of Ilness and Healing. Dengan dasar Al Quran dan Al Hadist , beliau ungkapkan sumber-sumber penyakit. Dengan metode yang disarikan dari Al Quran dan Hadist Beliau memberitahu cara menyembuhkan sakit, baik sakit fisik maupun sakit jiwa.

Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit mengupas mengenai persamaan atau perbedaan mengenai asal muasal buku ini dengan kondisi Negara kita.

Sudah dijelaskan di atas bahwa Ibnu Qayyim telah menangkap fenomena-fenomena sehingga beliau menuliskannya dalam bentuk tulisan. Sebenarnya tidak jauh beda, pada zaman Rasulullah memang sudah marak adanya pengobatan dengan perdukunan. Seperti halnya, di Negara kita ini.

Pada halaman 9, Saifuddin Aman menuliskan bahwa:

Kabar dari Jawa Timur di permulaan 2009 cukup menggemparkan masyarakat disaat negeri ini sedang mempersiapkan pesta demokrasi. Ribuan orang berjajar antri hanya demi mendapatkan celupan batu untuk sembuh. Dunia mencatat, baru kali itu ada antrian manusia begitu panjang untuk berobat. Di Jakarta dan kota-kota lain, betapa banyak orang antri sesudah shubuh hanya  ingin mendapat usapan batu giok atau getaran magnet untuk sembuh, pengobatan gratis katanya. Singkat Cerita Dimana ada kabar tentang pengobatan yang manjur, orang akan memburunya, sekalipun di puncak gunung.

Dari cuplikan tersebut terdapat persamaan bahwa di Negara kita Indonesia terjangkit perilaku masyarakat yang irrasional. Masyarakat yang masih menganut paham kepercayaan dan perdukunan. Sehingga menimbulkan beberapa sebab terjadinya fenomena seeperti itu.  Adapun beberapa sebabnya adalah :

Pertama, pemerintah belum mampu memberikan pendidikan dan pencerahan kepada masyarakat, dan juga belum mampu menjamin ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan.

Kedua, para ulama kurang berperan dalam menyebarkan akidah yang benar.

Nah, Ulama Besar Ibnu Qayyim Al Jauziyah (Th 1292) mengulas dengan detail tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit dan factor X yang menjadi penentu kesembuhan. Dan inilah buku beliau yang menjadi referensi utama bagi kita yang terbebas dari sakit, menemukan penyakit dan sekaligus menyembuhkannya. Membaca buku ini, tidak saja Anda menjadi manusia yang sehat, tetapi Anda akan menjadi manusia yang cerdas hatinya. Hati yang cerdas akan mengantarkan Anda meraih sukses dan selamat, dunia dan akhirat.

Perbedaannya dengan Negara kita adalah bahwa Negara kita menganut berbagai macam madzhab, baik hambali atau syafi’I dan yang lainnya. Namun dalam buku karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah ini yang diterjemahkan oleh Saifuddin Aman. Beliau Keislamannya firkahnya menganut paham Sunni bermadzhab Hambali.

Sehingga pemahaman ini masih banyak yang belum dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Hanya pada madzhab tertentu yang dapat menerimanya.

Untuk itu, Apapun madzhab yang mengalir dalam tulisan buku ini. Jika bermanfaat maka gunakan sebaik mungkin ilmunya. Namun jika tak sesuai maka jauhilah dan tak perlu menggunkannya.

Demikian uraian isi Buku ini berdasarkan Persamaan atau perbedaan Negara asal penulis dengan Negara kita Indonesia tercinta ini. Bacalah buku ini, enggak akan nyesel kok. Ilmunya mendaging sekali.

Salam Literasi

Cilacap, 16 Des’ 2019
Menyembuhkan Sakit Mencerdaskan Hati, Ibnu Qayyim Al Jauziyah dialih bahasakan oleh Saifuddin Aman, Pustaka Al Mawardi, 2009



#Tugas 2 RCO6
#OneDayOnePost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar