Minggu, 03 November 2019

Tugas pekan 8 eps.5 terakhir

Oleh : asma _ cnr

    "Ma, besok jadi daftar ulang pesantren?" Suamiku bertanya.

 "Jadi, sekalian antar berkas-berkas. Soalnya baru daftar online," jawabku.

    "Besok jam 7 kita berangkat ya! Jam 8 kan mulainya?" tanya suamiku memastikan. 

      "Iya, Bi ... " jawabku lagi.

   Pengkondisian pesantren untuk Khalif sudah dilakukan sejak kelas empat, memang suami sangat menginginkannya, punya anak yang mondok. Awal masuk kelas enam sudah mulai mencari pondok dan beberapa kali mengunjungi langsung.

    Jatuhlah pada pondok yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, letaknya di Kota Banjar Jawa Barat, hanya sekitar satu jam perjalanan. Tempatnya bersih dan yang paling penting konsep dasar pendidikan disana yaitu "Tarbiyah", sama dengan yang kami jalani. 

Hari-hari menuju pondok dan persiapannya berlalu begitu cepat, sampai semalam sebelum berangkat.

Khalif termenung sendiri di kamarnya, aku tahu apa yang dirasakannya, gundah, sedih karena akan pergi untuk mondok besok. Matanya terlihat layu tidak bersemangat.

"Khanif, sudah siap?" Aku menghampiri.

"Insyaallah, Ma... tapi Umi nanti sering datang, ya!" Ia menatapku.

"Iya pasti, Mama selalu ada buat Khalif. Semangat ya, senyum dulu dong!" Aku menyemangatinya, lalu aku memeluknya erat.

Keesokan harinya, tanggal 29 Juni 2019. 

Kami sekeluarga mengantar Khanif ke pondok, hati ini berdebar rasanya, menurut beberapa teman, jangan tampakkan kesedihan walau sangat sedih di hadapan anak karena akan menambah berat bebannya.

Ketika sore hendak kami tinggal.

"Ma, Khalif enggak jadi ya mondoknya!" Dia menangis memelukku.

"Sayang, Mama yakin Khanif bisa, nanti kan sering ditengok." Aku berusaha membujuknya.

"Sama Mama mondoknya." Sifat manjanya keluar.

Aku tahu rasanya, aku sedih sekali, aku ingin Khalif tetap bersamaku, tapi aku disadarkan akan cita-cita besar keluarga kami. Yakni, memberikan bekal ilmu agama yang kuat agar kelak bisa menghadapi ujian hidup dengan landasan iman dan cara yang Islami. Sehingga bisa sukses di dunia dan akhirat.

***
     Linangan air mata dalam setiap sujudku tak mampu menahan rindu, hati selalu bertanya,

Bagaimana kabarnya saat ini? 
Sedang apa? 
Sudah makan belum? 
Apa tidurnya cukup?
Sudah bisakah berbaur dan punya teman?
Bagaimana sekolahnya?

Pertanyaan-pertanyaan itu tak semuanya bisa dijawab, hanya bisa berhusnudzan pada Allah Yang Maha Menjaga, 

"Jagalah anakku ya Allah, berikan kekuatan dan kemudahan dalam belajar di sana, sehatkanlah ia, jadikanlah ia penjaga Alquran-Mu, hiburlah ia di kala sedih, sampaikanlah salamku padanya, bisikkanlah rinduku ini." 

Ingin rasanya memeluknya lama, ingin bersama lagi di rumah.

"Maafkan mama yang tak bisa membersamaimu belajar lagi, tak bisa menyambut dan memelukmu setiap pulang sekolah, memasakkan ayam goreng kesukaanmu.

***
   Dalam bait doa-doaku selalu terbayang wajahmu Nak .... 

Senyuman hingga tangisan yang selalu menghiasi hari-hari, kali ini tak pernah kujumpai.

Aku yakin ...  menitipkanmu di Pesantren.
Insyaa Allah, membuatmu menjadi pribadi saleh.

Kesalehan adalah bekal terbaik kesuksesan dunia akhirat.

Jika kau tahu .... 

Ribuan bulir air mata selalu terjatuh di atas sajadah, untuk mendoakanmu.

Berharap Allah akan senantiasa menjagamu di sana ... 

Di tempat pendidik generasi terbaik, insyaallah. 

Semoga engkau di sana baik-baik saja, sehat dan semangat ya sayangku. 
Engkau selalu bersama Mama .... 
Selalu ada di hati Mama.

(Cilacap, 18 Juli 2019)

#odopbatch7
#onedayone post
#komunitasgurameh
#tantangan 8 episode 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar