Sabtu, 05 Oktober 2019

Janji Part 5



        Selama 2 hari Falisha tak sadarkan diri. Dokter menjelaskan bahwa sel kanker sudah menjalar ke payudara yang satunya lagi. Tubuhnya semakin lemah hingga datang penyakit baru, paru-paru dan harus berobat jalan selama 6 bulan.

Suaminya tak menyerah, dia terus melakukan pengobatan. Ikhtiar dan tawakkal maksimal.

Falisha sering merasa sakit kepala sehingga dokter menyarankan CT-scan dan hasilnya dapat diketahui 2 minggu kemudian. Falisha merasa khawatir sekaligus kasihan melihat perjuangan suaminya yang gigih untuk kesembuhannya.

Hingga suatu ketika dia meminta waktu berdua untuk bicara. Meskipun selang oksigen dan infus tak berkata cukuplah jadi saksi bisu percakapan dua insan dalam janjinya.

"Ayah, maafkan jika bunda tak bisa menepati janji, karena mungkin Tuhanlah yang akan menepati janjinya pada bunda."

Bulir air matanya jatuh, pertahanannya runtuh dan sudah benar-benar berada di titik pasrah.

Jari jemarinya menggenggam erat tangan suaminya, matanya menatap jauh kedalam kalbu belahan jiwanya mencari keteduhan dari gundah gulananya.

"Bunda istigfar, ayah tau bunda bisa. Jangan biarkan angan-angan buruk menguasai jiwamu"

"Tidak sayang, bunda sadar. Semua yang hidup akan merasakan mati. Itu janji Allah"

"Tapi sayang...."

"Sttt.., jangan bicara apapun suamiku. Malam ini aku hanya ingin ridhamu. Jikalau harus berpisah lepaskan bunda karena Allah."

Kecup mesra mendarat dikening si wajah rembulan berhati bidadari  lalu membalasnya  dengan mencium punggung tangan suaminya.

Riak suara angin mendesah parau, cahaya bintang yang temaram sendu ditinggal rembulan. Sesekali terdengar bisikan burung hantu yang menyayat.

Suaminya memeluk tubuh Falisha, dia tau sekuat-kuatnya dia menahan pasti tak bisa menghalangi takdir Sang Pemilik Skenario Kehidupan.

Janji manusia tak ada yang pasti, kepastian itu hanya janji Ilahi.

#odobbatch7
#onedayonepost
#komunitasodob

Tidak ada komentar:

Posting Komentar