Suatu pagi dengan suasana mentari enggan menampakan sinarnya, kabut masih menyelimuti hingga jarak pandang menjadi terhalang. Daun, bunga dan rerumputan berhiaskan embun, seakan berkilauan memanjakan penglihatan.
Pagi itu dia sudah bebenah, melawan dingin yang menusuk. Hamparan daun-daun kering yang berjatuhan dari pohon rambutan depan rumah, melambai-lambai meminta untuk segera berpindah tempat ke tong sampah.
Srek..srek..
Bunyi daun yang bersentuhan dengan sapu lidi berirama riang sekali.
Pikiran kesana- kemari, sesak dengan celoteh suara hati. Apalagi hari ini adalah penentuan hasil diagnosa dokter tentang penyakit yang dideritanya.
Hingga dia tersentak dengan teguran seorang kakek tua yang menyapanya
" Pagi, neng! rajin sekali sudah nyapu, neng."
" Iya kek, ada apa ya?" tanya Falisha.
" Ini neng, kakek mau jual sapu lidi. Kakek gak punya ongkos untuk pulang."
Falisha diam sejenak, melihat sapu lidi yang dipakainya masih bagus. Lalu tatapannya beralih ke wajah kakek tua, melihat pakaiannya yang sederhana dan memikul 4 buah sapu lidi.
" Berapa kek harganya?"
" cuma 5000 neng"
" Ya udah beli 1 aja ya kek"
Dia memilih sapu yang terlihat kokoh dan kencang talinya, lalu menyodorkan uang 10.000
Kakek merogoh saku celana mengambil kembalian.
" Ga usah kek, kembaliannya untuk nambah ongkos pulang" Falisha menolaknya.
"Makasih neng, semoga Allah memberikan kesehatan buat neng" jawab Kakek tua.
Terlihat binar kebahagiaan di wajah kakek karena mendapat uang lebih hari itu.
Perlahan semburat wajah Falisha pun berbinar bahagia, memandang punggung kakek tua yang mulai menjauh.
#odobbatch7
#onedayonepost
#komunitasodob
pagi yang indaah dengan memberi😊
BalasHapusIya mbak 🤗
HapusMantap Kakak
BalasHapus#semangat
Terima kasih pak
HapusSungguh luar biasa...
BalasHapusMemberi berarti menerima
Alhamdulillah 🤗
HapusIndahnya bersedekah
BalasHapusIya kakak...alhamdulillah
HapusTerharu 😊
BalasHapusmantaaap :) semoga semakin berkah :)
BalasHapus